Selasa, 11 April 2017

TEMA KARANGAN

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala Karunia dan Rahmat-Nya kepada seluruh mahluk hidup khususnya bagi  kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam tak lupa kami lantunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tauladan bagi seluruh umat muslim di dunia, yang telah  mengeluarkan umat manusia dari zaman yang jahiliyah kepada zaman yang penuh cahaya dan ketentraman bagi semesta alam.
Selanjutnya, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada ibu Dr. Darsita Suparno, M.Hum. yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah kami. Dan kami selaku penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan makalah ini tidak akan sesuai yang diharapkan.
Demikian pula dengan terselesaikannya makalah ini, kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini menjadi khazanah pengetahuan bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Amin.

Jakarta, 01  November 2013


Penyusun


 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………...………………………………….……….ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang……………………………………………………….1  
B.     Rumusan masalah…………….……………………………………...2
C.     Tujuan pembahasan……………….…………………………………2
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi tema………………………………………………..……….3
B.     Syarat-syarat memilih tema…………………………………………4
C.     Memilih topik……………………………………………………….4
D.    Pembatasan topik……………………………………………………5
E.     Pembatasan maksud…………………………………………………6
F.      Tesis dan pengungkapan maksud…………………………………....7
G.    Tema…………………………………………………………………7
H.    Syarat-syarat Tema yang Baik………………………………………8

BAB III      
PENUTUP
A.    Kesimpulan…..…………………………………………………………..9
B.     Saran……………………………………………………………………..9
C.     Daftar pustaka……………………………………………………………9


 BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam bentuk tulisan. Mengarang juga dapat melatih orang untuk mengeluarkan pikirannya dengan baik sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Kegiatan mengarang itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan sadar, berarah dan mempunyai mekanisme, serta persyaratan-persyaratan lain yang perlu diperhatikan agar karangan berhasil baik. Mekanisme karangan meliputi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan karangan dan kegiatan-kegiatan pada tahap penulisan karangan.
Penulisan sebuah judul  karangan harus memenuhi persyaratan-persyaratan menyangkut isi, bahasa dan teknik penyajian. Oleh sebab itu untuk membuat sebuah judul  karangan perlu direncanakan dan tentunya sesuai dengan pengelompokkan karangannya, baik menurut bentuk, ragam, jenis, rumpun, ataupun macam karangannya. Pengelompokkan menurut jenis, ragam dan rumpun memiliki keterkaitan.
Dalam ragam sampai macam judul  karangan kemungkinan pilihan semakin luas sehingga penentuan judul  karangan yang akan ditulis harus semakin diarahkan untuk sampai pada pemilihan terakhir.
Kegiatan penulisan judul  karangan merupakan kegiatan tunggal dan sebagai kesatuan proses. Dikatakan sebagai suatu kegiatan tunggal jika yang ditulis merupakan sebuah judul  karangan yang sederhana, pendek dan bahannya sudah dikuasai penuh. Tidak sedikit pengarang merasa kesulitan memilih judul yang tepat untuk karangannya. Mungkin ada yang bertanya mengapa karangan harus memiliki judul. Pentingnya judul sesungguhnya sama dengan pentingnya nama bagi seseorang. Tanpa nama betapa sulitnya mengidentifikasi seseorang. Begitu juga tanpa judul alangkah sulitnya mengidentifikasi karangan.





B.     Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan tema ?
2.      Bagaimana syarat-syarat tema ?
3.      Bagaimana cara membatasi topik?

C.    Tujuan Pembahasan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian tema dan aplikasinya.
2.      Untuk mengrtahui syarat-syarat tema.
3.       Untuk mengetahui cara membatasi topik dalam membuat karangan.
















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Definisi Tema
Tema menurut etimologis berasal dari kata Yunani thithenai artinya ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Menurut terminologis, tema adalah suatu perumusan topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Keraf (2005:107) mengemukakan bahwa pengertian tema, secara khusus dalam karang-mengarang dapat dilihat dari dua sudut, yaitu :

a.       Karangan yang telah selesai
Tema ditinjau dari sudut karangan yang telah selesai adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Amanat utama ini dapat diketahui bila seseorang telah membaca sebuah karangan, misalnya cerpen. Setelah membaca cerpen  itu, pembaca dapat memahami isi bacaan dari seluruh karangan itu. Sebuah cerpen umpamanya memiliki kandungan tema dasar. Meskipun perwujudan cerpen itu relatif pendek dengan penceritaan yang singkat, cerpen banyak menampilkan persoalan manusia  dengan liku-liku kehidupannya, sarat akan imajinasi yang berhubungan dengan realitas sosial dan problem yang ditampilkan dapat menjadi sosok guru, renungan, contoh kehidupan yang dapat diteladani atau mungkin dihindari. Misalnya, tema dasar yang dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat singkat: “Karena pengaruh teknologi informasi dan telekomunikasi yang demikian pesat, banyak remaja di kota Bumi terhipnotis bermain game online”. Inti sari dari cerpen yang penceritaannya singkat itu, menguraikan kisah seorang remaja yang ketagihan bermain game dan akhirnya sekolahnya hancur berantakan karena sering bermain game. Sebagaimana dirumuskan dalam kalimat singkat tadi, itulah yang dinamakan tema.

b.      Proses penyusunan sebuah karangan
Tema ialah bertumpu dari kenyataan bahwa penulis harus memilih suatu topik atau pokok pembicaraan. Berawal dari pokok pembicaraan itulah penulis menempatkan suatu tujuan yang ingin disampaikan dengan landasan topik tadi. Dengan demikian, ketika menyusun sebuah tema untuk suatu karangan ada dua unsur penting, yaitu:
1)      Pokok pembicaraan (topik).
2)      Tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Berdasarkan kedua unsur ini, maka tema dibatasi sebagai : “suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.”


B.     Syarat-syarat Memilih Tema
Beberapa hal penting agar tema dapat mudah dikembangkan :
a.       Jangan mengambil tema yang pembahasannya terlalu luas, atau batasi topik yang diambil. Pembatasan topik sekurang kurangnya akan membantu penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
b.      Pilih tema yang disukai dan diyakini dapat dikembangkan.
c.       Pilih tema atau sumber-sumber yang bahannya dapat diperoleh dengan mudah.


C.    Memilih Topik
Topik bisa juga disebut pokok bahasan yang dapat mengantarkan seorang penulis untuk menghasilkan sebuah tema dari penelitian yang dilakukan. Topik dapat terdiri dari satu kata saja. Topik ini dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang harus diidentifikasi agar terkuak apa maksud dibalik topik yang dipilih. Jadi kita harus memilih salah satu agar kita bisa membatasi topik tersebut (spesifikasi). Topik karangan adalah hal yang menjadi bahan pembicaraan dalam sebuah tulisan. Topik karangan harus bermanfaat, layak dibahas, menarik, dikenal baik, bahan mudah didapati, tidak terlalu luas, dan terlalu sempit. Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data.
Sebuah topik yang hendak dikembangkan menjadi sebuah tulisan harus diidentifikasi terlebih dahulu. Caranya kita dapat memperhatikan beberapa unsur-unsur sebagai berikut :
1.      Pelaku topik
2.      Dasar-dasar topik
3.      Objek topik
4.      Tujuan topik
5.      Manfaat topik
Maksud dari unsur-unsur di atas adalah sebagai panduan kita untuk menspesifikasikan manakah tinjauan utama yang akan kita bidik sebagai sasaran guna mendapatkan tema yang sesuai dari sebuah penelitian yang akan dilakukan.
Sumber untuk mencari inspirasi topik penelitian bulletin, majalah, hasil obrolan dengan masyarakat, praktisi issu di koran kumpulan judul dan abstrak penelitian.
Semua pokok persoalan itu dapat dijadikan topik karangan dengan mempergunakan salah satu bentuk tulisan, yaitu eksposisi, deskripsi, narasi atau argumentasi.
·         Eksposisi yaitu bentuk tulisan yang bertujuan untuk memberi penjelasan atau informasi, maka penjelasan diuraikan dalam bentuk proses. Misalnya, cara melakukan tanam bunga hias di taman yang luas pada pekarangan rumah.
·         Deskripsi yaitu menggambarkan suatu hal yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Misalnya tentang kemacetan di kota Jakarta. Deskripsi berhubungan dengan penggambaran kesan pancaindera terhadap suatu objek.
·         Narasi adalah bentuk tulisan yang berupaya mengisahkan suatu peristiwa secara kronologis. Beberapa pokok yang digunakan adalah biografi, novel, sejarah dan lain-lain.
·         Argumentasi adalah tulisan yang mengajukan pembuktian-pembuktian.


D.    Pembatasan Topik
Seorang yang akan menulis harus yakin bahwa topik yang diplihnya harus cukup sempit untuk dibahas. Pembatasan topik akan membantu penulis untuk mengadakan pengamatan atau penelitian secara lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih aspek-aspek yang mudah dikembangkan. Unsur yang paling penting untuk digarap oleh penulis adalah refleksi dari observasi-observasi yang pernah dilakukan penulis atau gagasan-gagasan dan nilai-nilai dari hal-hal yang pernah dialaminya sendiri. Cara membatasi topik dapat dilakukan dengan cara :
a.       Tetapkan topik yang akan digarap dalam suatu kedudukan sentral.
b.      Topik yang dijadikan kedudukan sentral harus dapat diperinci secara detail.
c.       Setiap unsur yang dipilih dapat dirincikan lebih lanjut.


Perhatikan contoh berikut :
Pembatasan topik perlu dilakukan sebelum menulis agar seluk-beluk persoalan tadi dapat diuraikan sampai dengan yang sekecil-kecilnya. Sehingga penulis dapat menggarap tema yang dipilihnya itu dengan cermat dan konkret.


E.     Pembatasan Maksud
Dengan membatasi topik pembicaraan, memungkinkan penulis untuk lebih terpusat sehingga ia tetap konsentrasi dengan persoalan yang ditulisnya. Untuk menulis sesuatu yang khusus, perlu diketahui secara umum topik itu melalui pembidangan dan aspek ilmiahnya. Pengetahuan dasar itu dikembangkan lebih lanjut dengan hasil pengamatan atau penelitian. Dengan mengenal prinsip dasarnya, maka penulis akan lebih mudah mengetahui aspek-aspek mana yang diperlukan datanya. Pembatasan topik masih perlu dijelaskan secara rinci melalui ‘apa maksud pengarang’ dalam menguraikan topik tadi.
Pembatasan maksud pengarang adalah sebuah rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis berpikir secara lebih cermat dan fokus dalam batas-batas itu. Sama halnya dengan pembatasan topik, pembatasan maksud juga akan membentuk bahan mana yang diperlukan. Walaupun topik yang dipilih sama tetapi karena maksudnya berbeda, maka tema yang dihasilkan juga berbeda. Akibatnya hasil garapannya bisa berlainan, materi-materi yang dipilih juga berlainan. Apabila topik persoalan, pembatasan maksud telah ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah perumusan masalah dan tujuan yang akan dicapai dengan topik tadi. Agar maksud lebih terfokus, maka perumusan itu perlu ditulis dalam bentuk kerangka karangan yang merupakan perincian dari perumusan masalah itu. Perumusan masalah itu adalah tema karangan. Perumusan itu dapat berbentuk satu kalimat, sebuah alinea atau rangkaian alinea-alinea.


F.     Tesis dan Pengungkapan Maksud
a.       Tesis
Perumusan tema berbentuk kalimat diperlukan dalam penyusunan sebuah kerangka karangan. Perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah kerangka karangan disebut tesis. Dalam tesis ada satu gagasan sentral yang menonjol. Tesis biasanya berbentuk satu kalimat, baik itu kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.
Sebuah tesis tidak dapat dirumuskan dalam bentuk kalimat majemuk setara, sebab kalimat ini mengandung dua gagasan sentral. Tesis bermanfaat sebagai gagasan utama dalam sebuah alinea. Ditinjau secara sintaksis, kalimat pengungkap tesis terdiri dari subjek, predikat  dan kalau ada objek. Bila ditinjau dari aspek-aspek pembentuk tema, maka gagasan sentral itu harus terdiri dari topik yang akan dibahas dan tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian secara formal tesis adalah tema yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik yang tadi yang bertindak sebagai gagasan sentral kalimat. Keraf (2005:117).

1)      Pengungkapan Maksud
Pengungkapan maksud merupakam sebuah tulisan yang hanya mengemukakan penjelasan tentang apa yang ingin disampaikan penulisnya. Karangan model ini hanya bertujuan untuk memberitahu suatu gambaran peristiwa untuk menimbulkan suatu suasana atau kesan. Contoh tema-tema yang sering menggunakan pengungkapan maksud, yaitu kenang-kenangan, autobiografi, deskripsi, narasi, kejadian-kejadian.
                    

G.    Tema
Sebuah tema dinilai baik apabila telah dikembangkan secara terperinci dan jelas serta dapat menambah informasi yang berharga bagi khazanah pengetahuan pembaca. Tema yang dikembangkan secara jelas dan terperinci dapat dinilai dari dua aspek, yaitu : 1) aspek karangan yang sudah siap dan 2) dari syarat-syarat yang dipenuhi pada saat sebuah tema mulai disusun. Atau penilaian itu dapat dilakukan dengan mempersoalkan apakah sebuah karya itu baik atau tidak baik. (Keraf, 2005:122).
Sebuah karangan dianggap bernilai apabila memenuhi hal-hal berikut :
a.       Pemikirannya jelas dan ditulis dengan hati-hati dan seksama.
b.      Memiliki gagasan sentral dan mengungkapkan beberapa pernyataan yang berhubungan satu sama lain.
c.       Mengemukakan hasil pemikirannya sendiri yang berbeda dari pemikiran atau pendapat orang lain.
d.      Tulisan yang dikembangkan menjawab dengan baik persoalan-persoalan tentang topik dan bagian-bagiannya.
e.       Susunan idenya teratur mengikuti urutan yang logis dan kepaduan anara alineanya dengan baik.
f.       Penulisannya berupaya untuk mencari informasi-informasi untuk meyakinkan dirinya bahwa ia mengetahui persoalan itu.
Dengan demikian sebuah karangan yang sudah selesai sepenuhnya sangat bergantung kepada tema yang telah ditentukan, baik berbentuk pengungkapan maksud atau perinciannya dalam bentuk kerangka karangan.


H.    Syarat-syarat Tema yang Baik
Tema yang baik selain harus terbatas dan perumusan masalahnya jelas, maka untuk menyusun sebuah tema yang baik diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1.      Kejelasan
Seorang penulis perlu menentukan gagasan sentral secara jelas. Sebab kejelasan merupakan aspek penting bagi sebuah tulisan yang baik. Kejelasan dapat dilakukan dengan menjajarkan pokok pembicaraan dan tujuan yang akan disampaikan kepada para pembaca. Dengan gagasan sentral yang jelas, maka tema dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat yang mudah dipahami.

2.      Kesatuan
Kesatuan dilihat melalui satuan gagasan sentral yang menjadi dasar seluruh karangan yang dibuat. Perincian dari gagasan sentral hanya menunjang satu gagasan sentral saja. Setiap perincian dari gagasan sentrla hanya boleh mengandung satu gagasan saja. Sebuah tulisan yang memperlihatkan kesatuan akan memperlihatkan dengan tegas tesis atau pengungkapan maksud. Kesatuan gagasan sentral merupakan suatu hal penting. Penulis harus berhasil meneapkan gagasan sentral agar seluruh isi tulisannya menyatakan satu ide utuh. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar gagasan sentral tetap utuh, yaitu : 1) penulis harus mempertahankan keharmonisan nada tulisannya, 2) tetap fokus pada topik yang dipilihnya yang ditandai oleh pemakaian kata, 3) perincian gagasan sentralnya harus sejalan dengan gagasan sentral.


























BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Dengan mementukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan sebuah karangan yang baik pula dan menarik orang untuk membacanya. Ditambah dengan judul yang mengesankan dan membuat orang penasaran ingin membaca menjadi nilai tambah bagi sebuah karangan tersebut. Menentukan judul yang tepat harus di dasarkan terhadap tema dan topik yang tidak bertentangan dari kaidah-kaidah yang telah di tentukan dalam perumusan sebuah karangan tersebut.
Menentukan sebuah topik, tema dan judul yang tepat wajib hukumnya bagi semua orang dalam pembuatan sebuah karangan tertulis karena membantu dalam penulisannya agar tertata dan sesuai yang diinginkan dari awal penulisannya. Topik yang baik harus menarik untuk ditulis dan dibaca serta dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik adalah tema menarik perhatian penulis, tema dipahami dengan baik, bahan-bahannya dapat diperoleh, tema dibatasi ruang lingkupnya. Dan judul yang baik adalah harus relevan, provokatif dan singkat.


B.     Saran

Kami selaku pemakalah mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar makalah ini dapat dibuat dengan lebih baik lagi.

C.    Daftar Pustaka

Suparno, M, Darsita. Komposisi Bahasa Indonesia. 2012. Ciputat : Adabia Press
http://kummal-gratis.blogspot.com/2012/06/tema-karangan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar