SEJARAH MESIR
MODERN
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Sejarah Arab Modern
Dosen
Pembimbing : Udjang Tholib, M.A
Disusun Oleh :
M.Mawardi (1113024000026)
Qisthina Amajida (1113024000003)
Program Studi Tarjamah
Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Jakarta 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas
rahmat dan hidayat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas bahasa Indonesia ini
tepat pada waktunya.
Dalam
penulisan makalah ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Darsita Suparno, M.Hum selaku
dosen pengampu dalam mata kuliah bahasa Indonesia dan semua pihak yang telah
ikut serta dalam membantu dan mengarahkan penyusun.
Penyusun masih sadar betul bahwa apa yang
telah penyusun tuangkan dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penyusun memohon maaf atas segala kekurangan, namun kritik dan saran
yang membangun akan selalu penyusun nantikan demi menuju kearah yang lebih baik
lagi. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pribadi penyusun dan bagi siapa saja yang membacanya.
Jakarta, 30 September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………….i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………...ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang…………………………………………………………………..1
B.
Rumusan
Masalah………………………………………………………………..2
C.
Tujuan…………………………………………………………………………....2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bahasa……………………………………………………………….3
B.
Hakikat
bahasa…………………………………………………………………..3
C.
Cikal
Bakal Bahasa Indonesia…………………………………………………..5
D.
Fungsi
dan Kedudukan Bahasa Indonesia………………………………………11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa merupakan salah
satu unsur identitas nasional.Bahasa dipahami sebagai system perlambangan yang
secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana berinteraksi manusia.Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah
yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.
Setelah kemerdekaaan, bahasa
Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional.Bahasa Indonesia dulu dikenal
dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung antar etnis yang mendiami
kepulauan nusantara.Selain menjadi bahasa penghubung antara suku-suku,bahasa
melayu juga menjadi bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan
kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan
para pedagang asing.
Pada tahun 1928 bahasa
melayu mengalami perkembangan yang luar biasa.Pada tahun tersebut para tokoh
pemuda dari berbagai latar belakang suku dan kebudayaaan menetapakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia,keputusan ini dicetuskan melalui
sumpah pemuda.Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal 18
Agustus Bahas Indonesia diakui secara Yuridis.
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian di
atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
bahasa?
2. Bagaimana hakikat bahasa?
3. Bagaimana cikal bakal bahasa Indonesia?
4. Bagaimana fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia?
2. Bagaimana hakikat bahasa?
3. Bagaimana cikal bakal bahasa Indonesia?
4. Bagaimana fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia?
C.
Tujuan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
1. untuk mengetahui bahasa
1. untuk mengetahui bahasa
2. untuk mengetahui hakikat bahasa
3. untuk mengetahui cikal bakal bahasa Indonesia
4. untuk
mengetahui fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bahasa
Bahasa
sebagai sebuah system lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi
diri Kridalaksana (1993:21).
Pei
dan Gaynor(1975:119) mengatakan bahwa bahasa adalah A system of
communication by sound, i.e., through the organs of speech and hearing among
human beings of certain group or community using vocal symbols possessing
arbitrary conventional meaning.
B.
Hakikat Bahasa
1.
Bahasa
itu sistematik
Sistematik
berarti beraturan atau berpola. Dalam hal bunyi, tidak sembarangan bunyi bisa
dipakai sebagai suatu symbol dari suatu rujukan dalam berbahasa.
Contoh
dari tataran fonologi dalam bahasa Indonesia terdapat satu buah bunyi bermakna
[o] ‘paham’ ; selain itu, rangkaian dua bunyi vocal [ee] ‘buang air besar’;
rangkaian tiga bunyi [bah] ‘air besar yang mengalir deras’.
Bukti
lain, dalam struktur morfologis bahasa Indonesia, prefiks me- bisa berkombinasi
dengan sufiks –kan dan –I, contohnya kata membuktikan dan melapisi. Akan tetapi
tidak bisa berkombinasi dengan ter-. Contohnya, menertawa, yang ada adalah
menertawakan atau tertawa. Karena bahasa itu beraturan dan berpola.
Contoh
lain pada tataran kata flsngrn tidak muncul secara alamiah sebagai sebuah kata dalam bahsa Indonesia,
kerena tidak ada vocal di daamnya. Contoh kalimat bahagia sore ini
Izza pergi ke kolam renang bersama ibu dan kakak, bisa dimengerti karena
polanya sistematis, tetapi kalau diubah menjadi sore kolam ibu ke pergi ini
menjadi rancu karena melanggar sistem.
2.
Bahasa
itu manasuka(arbiter)
Manasuka
atau arbiter adalah acak, bisa muncul tanpa alasan. Kata-kata adalah symbol
dalam bahsa, sebuah kata dapat muncul tanpa hubungan logis dengan yang
disimbolkannya. Orang Minahasa menamai
beras dengan sebutan kan, itu terserah komunitas orang Minahasa, biarlah
orang Jawa menamakannya sego, atau orang Ranau di Sumatra Selatan
menyebutnya mi. Bukti-bukti diatas menjadi bukti bahwa bahsa memiliki
sifat arbiter, manasuka, atau acak semuanya. Pemilihan bunyi dan kata dalam hal
ini benar-benar sangat bergantung pada konvensi aau kesepakatan pemakai
bahasa suatu bahsa.
3.
Bahasa
itu bunyi
Bahasa
mewujud dalam bentuk bunyi. Kemajuan teknologi dan perkembangan kecerdasan
manusia memang telah melahirkan bahasa dalam wujud tulis, tetapi system tulis
tidak bisa menggantikan cirri bunyi dalam bahasa. System penulisan hanyalah
alat untuk menggambarkan bunyi di atas kertas yang memiliki beberapa fungsi,
yaitu sebagai pelestari ujaran dan pelestari kebudayaan manusia. Realitas yang
menunjukan bahwa bahasa itu bunyi, mengakibatkan telaah tentang bahasa atau
linguistic memiliki cabang telaah bunyi yang disebut dengan istilah fonetik dan
fonologi.
4.
Bahasa
itu simbol
Symbol
adalah lambang sesuatu, bahasa juga adalah lambang sesuatu. Titik-titik air
yang jatuh dari langit diberi symbol dengan bahasa dengan bunyi tertentu. Bunyi
tersebut jika ditulis adalah hujan. Hujan adalah symbol linguistic yang bisa
disebut kata untuk melambangkan titik-titik air yang jatuh dari langit itu.
Symbol bisa berupa bunyi, tetapi bisa berupa goresan tinta berupa gambar di
atas kertas. Gambar adalah bentuk lain dari symbol yang dapat dikomukasikan
kepada orang lain.
5.
Bahasa
itu mengacu pada dirinya
Bunyi-bunyi
yang digunakan manusia bisa digunakan untuk menganalisis bunyi itu sendiri.
Dalam istilah linguistic, kondisi seperti itu disebut dengan metalaguange,
yaitu bahasa bisa dipakai untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Linguistik
menggunakan bahasa untuk menelaah bahasa secara ilmiah.
6.
Bahasa
itu manusiawi
Bahasa
itu manusiawi dalam artian bahwa itu adalah kekayaan yang hanya dimiliki umat
manusia. Manusialah yang berbahasa sedangkan hewan dan tumbuhan tidak.
7.
Bahasa
itu komunikasi
Fungsi
terpenting bahasa adalah komunikasi dan interaksi. Komunikasi mencakup makna
mengungkapkan dan menerima pesan, caranya bisa dengan berbicara, mendengar,
menulis atau membaca. Komunikasi tidak hanya berlangsung antar manusia yang
hidup pada satu jaman, komunikasi itu bisa dilakukan antar manusia pada jaman
yang hidup pada jaman yang berbeda, tentu saja meskipun hanya satu arah.
Contohnya nabi Muhammad SAW telah meninggal beberapa ratus tahun silam, tetapi
ajaran-ajarannya telah berhasil dikomunikasikan kepada umat manusia pada masa
sekarang.
C.
Cikal
bakal bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia secara resmi diakui
sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad
Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada
Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada
masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada
dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu.
Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa
pergaulan atau bahasa persatuan[1].
Bahasa melayu terus mengalami perkembangan pesat disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu;
Bahasa melayu terus mengalami perkembangan pesat disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu;
1)
Bahasa
kebudayaan yang berisi aturan-aturan hidup dan bahasa sastra
2)
Bahasa
perhubungan antarsuku di Indonesia
3)
Bahasa
perdagangan
4)
Bahasa
resmi kerajaan
Akibat
jangkauan pemakaian yang luas dan menerima berbagai unsure serapan dari bahasa lain, bahasa
Melayu berkembang sangat pesat, sehingga berbentuk menjadi bahasa modern, dan
diikrarrkan dalam sumpah pemuda menjadi bahsa Indonesia pada tanggal 28 Oktobetr
1928. Ditinjau dari tataran leksikologi bahasa ini mengalami pertumbuhan kosakata yang sangat banyak, namun tetap
stabil dari segi struktur.
1.
Bahasa
Melayu dianggap menjadi bahasa Indonesia
Ada 4 faktor yang dianggap menjadi penentu bahasa Melayu diangkat
menjadi bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:
a.
Lingua
Franca
Bahasa
Melayu sudah menjadi bahasa lingua franca atau bahasa perdagangan yang
digunakan secara luas di kalangan suku bangsa yang terdapat di Indonesia.
b.
Sistem
yang sederhana
Bahasa
Melayu dari segi system kebahasaannya memiliki system sederhana yang mudah
dipelajari oleh berbagai kalangan pemakai bahasa ini.
c.
Psikis
Berbagai
suku yang ada di Indonesia bersedia menerima bahasa Melayu saat itu sebagai
bahasa yang mempersatukan perasaan mereka, bahwa mereka berasal dari bangsa
besar yang sama yaitu bahasa Indonesia.
d.
Keterpakaian
bahasa dalam jangkauan yang luas
Bahasa
Melayu berpotensi tinggi untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan di seluruh
Indonesia.
2.
Sejarah
perkembangan bahasa Indonesia
Ditinjau
dari segi ejaam perkembangan bahasa Indonesia dapat ditelaah. Berikut adalah
uraian perkembangan bahasa Indonesia dari tataran ejaan:
Waktu Peresmian
|
Diresmikan oleh
|
Buku Ejaan
|
Tahun 1901
|
Van Ophuijsen menyusun ejaan
|
Kitab Logat Melayu
|
|
Yang dimuat dalam sebuah kitab
|
|
19 Maret 1947
|
Ejaan Van Ophujsen diganti dengan
|
Ejaan Soewandi
|
|
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
|
|
16 Agustus 1972
|
Presiden Republik Indonesia meresmikan Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan
|
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
|
Sumber:
Harimurti Kridalaksana (1901)
3.
Penggunaan
Bahasa Indonesia di Kalangan Penuturnya
Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat bahasa, yaitu suatu
masyarakat yang secara bersama-sama memiliki pengetahuan tentang kaidah-kaidah
bahasa Indonesia, penyampaian berbahasa dan interpretasi terhadap suatu tuturan
bahasa yang keseluruhanmya mengandung satu bentuk tuturan dan penggunaan
tuturan bahasa itu. Sebagai sebuah masyarakat, penutur bahasa Indonesia selalu
melakukan interaksi sosial satu sama lain dengan menggunakan bahasa
dalam menjalankan kegiatnnya sehari-hari.
Mereka berkomunikasi untuk menyampaikan beberapa hal:
1)
Isi
hati
2)
Isi
pikiran
3)
Gagasan
4)
Konsep
5)
Perasaan
Sebagaimana bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Indonesia yang
digunakan oleh penuturnya itu berasal dari kerja salah satu organ tubuh yaitu
paru-paru. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh penutur bahasa Indonesia
itu merupakan bunyi yang teratur. Keteraturan itu dapat berupa satu bunyi, atau gugusan
bunyi-bunyi, dan setiap bunyi itu memiliki makna.
Berangkat dari gejala itu berarti bahasa adalah
bahasa bunyi atau bahasa ujar. Berikut tabel keteraturan bunyi
yang menggambarkan bunyi-bunyi bahasa Indonesia:
|
|
Makna
|
Satu bunyi
|
[a]
|
‘rasa sakit’
|
Dua bunyi
|
[ua]
|
‘tua’
|
Tiga bunyi
|
[cap]
|
‘alat membuat
rekaman tanda’
|
Empat bunyi
|
[ecer]
|
‘menjual
ketengan’
|
Berangkat dari
data di atas, dapat dipahami bahwa bahasa merupakan kumpulan bunyi-bunyi yang
tersusun rapih, dan teratur. Atas dasar itu maka dapat dikatakan bahwa bahasa
adalah sebuah sistem, artinya bahasa dibentuk oleh sejumlah segmen yang berpola
secara tetap dan dapat dikaidahkan.
4.
Karakteristik
Bahasa Indonesia
Bahasa
memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1)
Abritrer
Bahasa
bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan
tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang
tersebut mengonsepsi makna tertentu.
Misal,
lambang hidung hanya digunakan untuk menyatakan ‘alat pencium dan penghirup
hawa (letaknya di sebelah atas mulut)’, dan tidak untuk melambangkan konsep
yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.
2)
Produktif
Bahasa
bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsure kata yang dari segi
jumlah terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tiak
terbatas. Bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi
dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak
terbatas[2].
Contoh:
kata depan oleh yang maknanya ‘pelaku tindakan’ dapat dipakai untuk:
(1)
Situasi
pembangunan sekolah ini dialami oleh seluruh siswa yang sekolah di tempat itu.
(2)
Seketika
itu juga anak yang berprestasi itu dirangkul dan dipeluk oleh ibunya.
Paparan kalimat di atas menunjukan bahwa satu buah kosa kata, dapat
dibuat banyak kalimat. Artinya kata itu bersifat produktif.
3)
Dinamis
Bahasa
bersifat dinamis, artinya bahasa itu memiliki berbagai kemungkinan untuk
bergeser bahkan berubah. Perubahan itu sewaktu-waktu dapat terjadi disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu:
1)
Tatanan
kehidupan dunia yang baru
2)
Globalisasi
3)
Dampak
perkembangan teknologi elektronik, informasi dan telekomunikasi.
Perubahan bahasa dapat terjadi pada semua tataran,
misalnya:
1)
Fonologis
2)
Morfologis
3)
Sintaksis
4)
Semantic
5)
Leksikologis
Perubahan itu ditandai oleh banyaknya kosakata baru yang muncul
yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan masyarakat penutur di
Indonesia, yaitu kosakata: facebook, twitter, internet.
4)
Beragam
Secara
universal bahasa memiliki tata aturan atau kaidah sendiri-sendiri. Bahasa yang
satu memiliki kaidah yang berbeda dari bahasa yang
lain, meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena
bahasa itu digunakan oleh penutur yang bermacam-macam yang mempunyai latar
belakang sosial dari kebudayaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi
bervariasi dan beragam.
Contoh:
No
|
Bahasa Betawi
|
Bahasa Manado
|
Bahasa Indonesia
|
1
|
Mau pade kemane?
|
Ngoni mo pi mana so?
|
Kalian akan kemana?
|
2
|
Die bilang ape emangnye?
|
Dorang bilang apa?
|
Dia bilang apa?
|
3
|
Abis entu beli nyang itu ye?
|
Kong torang mo bili barang tu dia?
|
Setelah itu beli barang yang itu ya?
|
Contoh
di atas menunujukan bahwa bahasa itu bersifat beragam.
5)
Manusiawi
Manusia
dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif dan naluriah,
tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia,
oleh karena itu dikatakan hanya manusia yang memiliki bahasa, dengan alasan
itu, bahasa bersifat manusiawi.
D.
Fungsi
dan Kedudukan Bahasa Indonesia
1.
Fungsi
bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mempunyai beberapa
fungsi sebagai:
a.
Informasi
b.
Ekspresi
diri
c.
Untuk
adaptasi dan integrasi
d.
Alat
kontrol sosial
e.
Alat
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain
f.
Alat
komunikasi
g.
Peranan
dan fungsi bahasa Indonesia di dalam bernegara berperanan sangat vital
diantaranya sebagai:
(1)
Bahasa
resmi kenegaraan.
(2)
Bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan.
(3)
Bahasa
resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta
kepentingan pemerintah dan di bidang kebudayaan mempunyai fungsi alat
pengembangan kebudayaan.
(4)
Bahasa
pemersatu yaitu bahasa yang mempersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan
bahasa yang berbeda-beda.
(5)
Bahasa
baku yang berfungsi sebagai pemberi kekhasan.
2.
Kedudukan bahasa Indonesia
Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Dalam hunumgan ini, bahasa Indonesia adalah alat
yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian
rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri , yang
membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama bahasa Indonesia
dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai-nilai sosial budaya nasiona Halim (1979:4).
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah,
bahasa Indonesia berperanan sangat penting. Sastra Indonesia merupakan wahana
pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis sehingga menjadi bahasa yang
penting dalam dunia internasional Arifin
dan Amran (2008:13-15).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Sumber dari
bahasa indonesia adalah bahasa melayu
2. Bahasa
Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun
secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia yaitu
pada tanggal 18 Agustus 1945.
3. Bahasa Melayu
di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah digunakan sebagai
bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu sangat
sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.
4. Bahasa
indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
5. Seiring dengan
perkembangannya bahasa indonesia memiliki banyak ragam dan variasi namun semua
menambah kekayaan bahasa Indonesia sendiri.
B.
Saran
Sebagai warga Negara Indonesia kita sepatutnya memakai dan
mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Darsita, M. (2012). Komposisi Bahasa Indonesia
. Ciputat: Adabia Press.
keraf, d. (1984). komposisi.
Flores: Arnoldus.
S, B. A. (1978). Pengajar
Bahasa Indonesia. jakarta: Bulan Bintang .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar