Selasa, 11 April 2017

SEJARAH MESIR MODERN

SEJARAH MESIR MODERN
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Sejarah Arab Modern
                                             Dosen Pembimbing : Udjang Tholib, M.A       












Disusun Oleh :
M.Mawardi (1113024000026)
Qisthina Amajida (1113024000003)
Program Studi Tarjamah
Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah

Jakarta 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan hidayat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas bahasa Indonesia ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Darsita Suparno, M.Hum selaku dosen pengampu dalam mata kuliah bahasa Indonesia dan semua pihak yang telah ikut serta dalam membantu dan mengarahkan penyusun.
 Penyusun masih sadar betul bahwa apa yang telah penyusun tuangkan dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun memohon maaf atas segala kekurangan, namun kritik dan saran yang membangun akan selalu penyusun nantikan demi menuju kearah yang lebih baik lagi. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi  pribadi penyusun  dan bagi siapa saja yang membacanya.

Jakarta,  30 September 2013


                                                                                                                                    Penyusun






  
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang…………………………………………………………………..1
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………………..2
C.     Tujuan…………………………………………………………………………....2
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bahasa……………………………………………………………….3
B.     Hakikat bahasa…………………………………………………………………..3
C.     Cikal Bakal Bahasa Indonesia…………………………………………………..5
D.    Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia………………………………………11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...14
  
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu unsur identitas nasional.Bahasa dipahami sebagai system perlambangan yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi manusia.Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.
Setelah kemerdekaaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional.Bahasa Indonesia dulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara.Selain menjadi bahasa penghubung antara suku-suku,bahasa melayu juga menjadi bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.
Pada tahun 1928 bahasa melayu mengalami perkembangan yang luar biasa.Pada tahun tersebut para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang suku dan kebudayaaan menetapakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia,keputusan ini dicetuskan melalui sumpah pemuda.Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal 18 Agustus Bahas Indonesia diakui secara Yuridis.









B.     Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bahasa?
2. Bagaimana hakikat bahasa?
3. Bagaimana cikal bakal bahasa Indonesia?
4. Bagaimana fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia?


C.     Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. untuk mengetahui bahasa
2. untuk mengetahui hakikat bahasa
3. untuk mengetahui cikal bakal bahasa Indonesia
            4. untuk mengetahui fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bahasa
Bahasa sebagai sebuah system lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri Kridalaksana (1993:21).
Pei dan Gaynor(1975:119) mengatakan bahwa bahasa adalah A system of communication by sound, i.e., through the organs of speech and hearing among human beings of certain group or community using vocal symbols possessing arbitrary conventional meaning.

B.      Hakikat Bahasa
1.      Bahasa itu sistematik
Sistematik berarti beraturan atau berpola. Dalam hal bunyi, tidak sembarangan bunyi bisa dipakai sebagai suatu symbol dari suatu rujukan dalam berbahasa.
Contoh dari tataran fonologi dalam bahasa Indonesia terdapat satu buah bunyi bermakna [o] ‘paham’ ; selain itu, rangkaian dua bunyi vocal [ee] ‘buang air besar’; rangkaian tiga bunyi [bah] ‘air besar yang mengalir deras’.
Bukti lain, dalam struktur morfologis bahasa Indonesia, prefiks me- bisa berkombinasi dengan sufiks –kan dan –I, contohnya kata membuktikan dan melapisi. Akan tetapi tidak bisa berkombinasi dengan ter-. Contohnya, menertawa, yang ada adalah menertawakan atau tertawa. Karena bahasa itu beraturan dan berpola.
Contoh lain pada tataran kata flsngrn  tidak muncul secara alamiah sebagai sebuah kata dalam bahsa Indonesia, kerena tidak ada vocal di daamnya. Contoh kalimat bahagia sore ini Izza pergi ke kolam renang bersama ibu dan kakak, bisa dimengerti karena polanya sistematis, tetapi kalau diubah menjadi sore kolam ibu ke pergi ini menjadi rancu karena melanggar sistem.

2.      Bahasa itu manasuka(arbiter)
Manasuka atau arbiter adalah acak, bisa muncul tanpa alasan. Kata-kata adalah symbol dalam bahsa, sebuah kata dapat muncul tanpa hubungan logis dengan yang disimbolkannya.  Orang Minahasa menamai beras dengan sebutan kan, itu terserah komunitas orang Minahasa, biarlah orang Jawa menamakannya sego, atau orang Ranau di Sumatra Selatan menyebutnya mi. Bukti-bukti diatas menjadi bukti bahwa bahsa memiliki sifat arbiter, manasuka, atau acak semuanya. Pemilihan bunyi dan kata dalam hal ini benar-benar sangat bergantung pada konvensi aau kesepakatan pemakai bahasa  suatu bahsa.

3.      Bahasa itu bunyi
Bahasa mewujud dalam bentuk bunyi. Kemajuan teknologi dan perkembangan kecerdasan manusia memang telah melahirkan bahasa dalam wujud tulis, tetapi system tulis tidak bisa menggantikan cirri bunyi dalam bahasa. System penulisan hanyalah alat untuk menggambarkan bunyi di atas kertas yang memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai pelestari ujaran dan pelestari kebudayaan manusia. Realitas yang menunjukan bahwa bahasa itu bunyi, mengakibatkan telaah tentang bahasa atau linguistic memiliki cabang telaah bunyi yang disebut dengan istilah fonetik dan fonologi.

4.      Bahasa itu simbol
Symbol adalah lambang sesuatu, bahasa juga adalah lambang sesuatu. Titik-titik air yang jatuh dari langit diberi symbol dengan bahasa dengan bunyi tertentu. Bunyi tersebut jika ditulis adalah hujan. Hujan adalah symbol linguistic yang bisa disebut kata untuk melambangkan titik-titik air yang jatuh dari langit itu. Symbol bisa berupa bunyi, tetapi bisa berupa goresan tinta berupa gambar di atas kertas. Gambar adalah bentuk lain dari symbol yang dapat dikomukasikan kepada orang lain.



5.      Bahasa itu mengacu pada dirinya
Bunyi-bunyi yang digunakan manusia bisa digunakan untuk menganalisis bunyi itu sendiri. Dalam istilah linguistic, kondisi seperti itu disebut dengan metalaguange, yaitu bahasa bisa dipakai untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Linguistik menggunakan bahasa untuk menelaah bahasa secara ilmiah.

6.      Bahasa itu manusiawi
Bahasa itu manusiawi dalam artian bahwa itu adalah kekayaan yang hanya dimiliki umat manusia. Manusialah yang berbahasa sedangkan hewan dan tumbuhan tidak.

7.      Bahasa itu komunikasi
Fungsi terpenting bahasa adalah komunikasi dan interaksi. Komunikasi mencakup makna mengungkapkan dan menerima pesan, caranya bisa dengan berbicara, mendengar, menulis atau membaca. Komunikasi tidak hanya berlangsung antar manusia yang hidup pada satu jaman, komunikasi itu bisa dilakukan antar manusia pada jaman yang hidup pada jaman yang berbeda, tentu saja meskipun hanya satu arah. Contohnya nabi Muhammad SAW telah meninggal beberapa ratus tahun silam, tetapi ajaran-ajarannya telah berhasil dikomunikasikan kepada umat manusia pada masa sekarang.



C.     Cikal bakal bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan[1].
Bahasa melayu terus mengalami perkembangan pesat disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu;
1)      Bahasa kebudayaan yang berisi aturan-aturan hidup dan bahasa sastra
2)      Bahasa perhubungan antarsuku di Indonesia
3)      Bahasa perdagangan
4)      Bahasa resmi kerajaan
Akibat jangkauan pemakaian yang luas dan menerima berbagai  unsure serapan dari bahasa lain, bahasa Melayu berkembang sangat pesat, sehingga berbentuk menjadi bahasa modern, dan diikrarrkan dalam sumpah pemuda menjadi bahsa Indonesia pada tanggal 28 Oktobetr 1928. Ditinjau dari tataran leksikologi bahasa ini mengalami pertumbuhan  kosakata yang sangat banyak, namun tetap stabil dari segi struktur.
1.      Bahasa Melayu dianggap menjadi bahasa Indonesia
Ada 4 faktor yang dianggap menjadi penentu bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:
a.       Lingua Franca
Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa lingua franca atau bahasa perdagangan yang digunakan secara luas di kalangan suku bangsa yang terdapat di Indonesia.
b.      Sistem yang sederhana
Bahasa Melayu dari segi system kebahasaannya memiliki system sederhana yang mudah dipelajari oleh berbagai kalangan pemakai bahasa ini.
c.        Psikis
Berbagai suku yang ada di Indonesia bersedia menerima bahasa Melayu saat itu sebagai bahasa yang mempersatukan perasaan mereka, bahwa mereka berasal dari bangsa besar yang sama yaitu bahasa Indonesia.
d.      Keterpakaian bahasa dalam jangkauan yang luas
Bahasa Melayu berpotensi tinggi untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan di seluruh Indonesia.

2.      Sejarah perkembangan bahasa Indonesia
Ditinjau dari segi ejaam perkembangan bahasa Indonesia dapat ditelaah. Berikut adalah uraian perkembangan bahasa Indonesia dari tataran ejaan:
Waktu Peresmian
Diresmikan oleh
Buku Ejaan
Tahun 1901
Van Ophuijsen menyusun ejaan
Kitab Logat Melayu

Yang dimuat dalam sebuah kitab

19 Maret 1947
Ejaan Van Ophujsen diganti dengan
Ejaan Soewandi

Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi

16 Agustus 1972
Presiden Republik Indonesia meresmikan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Sumber: Harimurti Kridalaksana (1901)

3.      Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Penuturnya
Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat bahasa, yaitu suatu masyarakat yang secara bersama-sama memiliki pengetahuan tentang kaidah-kaidah bahasa Indonesia, penyampaian berbahasa dan interpretasi terhadap suatu tuturan bahasa yang keseluruhanmya mengandung satu bentuk tuturan dan penggunaan tuturan bahasa itu. Sebagai sebuah masyarakat, penutur bahasa Indonesia selalu melakukan interaksi sosial satu sama lain dengan menggunakan bahasa dalam menjalankan kegiatnnya sehari-hari.  Mereka berkomunikasi untuk menyampaikan beberapa hal:
1)      Isi hati
2)      Isi pikiran
3)      Gagasan
4)      Konsep
5)      Perasaan
Sebagaimana bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Indonesia yang digunakan oleh penuturnya itu berasal dari kerja salah satu organ tubuh yaitu paru-paru. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh penutur bahasa Indonesia itu merupakan bunyi yang teratur. Keteraturan itu dapat berupa satu bunyi, atau gugusan bunyi-bunyi, dan setiap bunyi itu memiliki makna. Berangkat dari gejala itu berarti bahasa adalah bahasa bunyi atau bahasa ujar. Berikut tabel keteraturan bunyi yang menggambarkan bunyi-bunyi bahasa Indonesia:


Makna
Satu bunyi
[a]
‘rasa sakit’
Dua bunyi
[ua]
‘tua’
Tiga bunyi
[cap]
‘alat membuat rekaman tanda’
Empat bunyi
[ecer]
‘menjual ketengan’

Berangkat dari data di atas, dapat dipahami bahwa bahasa merupakan kumpulan bunyi-bunyi yang tersusun rapih, dan teratur. Atas dasar itu maka dapat dikatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa dibentuk oleh sejumlah segmen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.
4.      Karakteristik Bahasa Indonesia
Bahasa memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1)      Abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepsi makna tertentu.
Misal, lambang hidung hanya digunakan untuk menyatakan ‘alat pencium dan penghirup hawa (letaknya di sebelah atas mulut)’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.

2)      Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsure kata yang dari segi jumlah terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tiak terbatas. Bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas[2].
Contoh: kata depan oleh yang maknanya ‘pelaku tindakan’ dapat dipakai untuk:
(1)   Situasi pembangunan sekolah ini dialami oleh seluruh siswa yang sekolah di tempat itu.
(2)   Seketika itu juga anak yang berprestasi itu dirangkul dan dipeluk oleh ibunya.
Paparan kalimat di atas menunjukan bahwa satu buah kosa kata, dapat dibuat banyak kalimat. Artinya kata itu bersifat produktif.

3)      Dinamis
Bahasa bersifat dinamis, artinya bahasa itu memiliki berbagai kemungkinan untuk bergeser bahkan berubah. Perubahan itu sewaktu-waktu dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1)      Tatanan kehidupan dunia yang baru
2)      Globalisasi
3)      Dampak perkembangan teknologi elektronik, informasi dan telekomunikasi.
Perubahan  bahasa dapat terjadi pada semua tataran, misalnya:
1)      Fonologis
2)      Morfologis
3)      Sintaksis
4)      Semantic
5)      Leksikologis
Perubahan itu ditandai oleh banyaknya kosakata baru yang muncul yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan masyarakat penutur di Indonesia, yaitu kosakata: facebook, twitter, internet.

4)      Beragam 
Secara universal bahasa memiliki tata aturan atau kaidah sendiri-sendiri. Bahasa yang satu memiliki kaidah yang berbeda dari bahasa yang lain, meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang bermacam-macam yang mempunyai latar belakang sosial dari kebudayaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi bervariasi dan beragam.
Contoh:
No
Bahasa Betawi
Bahasa Manado
Bahasa Indonesia
1
Mau pade kemane?
Ngoni mo pi mana so?
Kalian akan kemana?
2
Die bilang ape emangnye?
Dorang bilang apa?
Dia bilang apa?
3
Abis entu beli nyang itu ye?
Kong torang mo bili barang tu dia?
Setelah itu beli barang yang itu ya?

Contoh di atas menunujukan bahwa bahasa itu bersifat beragam.


5)      Manusiawi
Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif dan naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan hanya manusia yang memiliki bahasa, dengan alasan itu, bahasa bersifat manusiawi.


D.    Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia
1.      Fungsi bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mempunyai beberapa fungsi sebagai:
a.       Informasi
b.      Ekspresi diri
c.       Untuk adaptasi dan integrasi
d.      Alat kontrol sosial
e.       Alat mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain
f.       Alat komunikasi
g.      Peranan dan fungsi bahasa Indonesia di dalam bernegara berperanan sangat vital diantaranya sebagai:
(1)   Bahasa resmi kenegaraan.
(2)   Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
(3)   Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah dan di bidang kebudayaan mempunyai fungsi alat pengembangan kebudayaan.
(4)   Bahasa pemersatu yaitu bahasa yang mempersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda.
(5)   Bahasa baku yang berfungsi sebagai pemberi kekhasan.


2.       Kedudukan bahasa Indonesia
Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dalam hunumgan ini, bahasa Indonesia adalah alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri , yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama bahasa Indonesia dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai-nilai sosial budaya nasiona Halim (1979:4).
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah, bahasa Indonesia berperanan sangat penting. Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis sehingga menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional Arifin dan Amran (2008:13-15).











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Sumber dari bahasa indonesia adalah bahasa melayu
2.      Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan       pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.
3.      Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.
4.      Bahasa indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
5.      Seiring dengan perkembangannya bahasa indonesia memiliki banyak ragam dan variasi namun semua menambah kekayaan bahasa Indonesia sendiri.

B.     Saran
Sebagai warga Negara Indonesia kita sepatutnya memakai dan mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar.











DAFTAR PUSTAKA

Dr. Darsita, M. (2012). Komposisi Bahasa Indonesia . Ciputat: Adabia Press.
keraf, d. (1984). komposisi. Flores: Arnoldus.
S, B. A. (1978). Pengajar Bahasa Indonesia. jakarta: Bulan Bintang .

 




[1] Broto A. S, “Pengajaran Bahasa Indonesia”, Bulan Bintang, Jakarta, 1978.


[2] W.J.S Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,1974.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar