KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala Karunia dan
Rahmat-Nya kepada seluruh mahluk hidup khususnya bagi kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat
dan salam tak lupa kami lantunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tauladan bagi seluruh
umat muslim di dunia, yang telah mengeluarkan
umat manusia dari zaman yang jahiliyah kepada zaman yang penuh cahaya dan ketentraman
bagi semesta alam.
Selanjutnya,
kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada ibu Dr.
Darsita Suparno, M.Hum. yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah
kami. Dan kami selaku penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari
semua pihak, maka penulisan makalah ini tidak akan sesuai yang diharapkan.
Demikian pula dengan terselesaikannya makalah ini, kami selaku penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini menjadi khazanah pengetahuan bagi pembaca umumnya
dan bagi penulis khususnya. Amin.
Jakarta, 01 November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………...………………………………….……….ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang……………………………………………………….1
B.
Rumusan masalah…………….……………………………………...2
C.
Tujuan pembahasan……………….…………………………………2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi tema………………………………………………..……….3
B.
Syarat-syarat memilih tema…………………………………………4
C. Memilih topik……………………………………………………….4
D. Pembatasan topik……………………………………………………5
E. Pembatasan maksud…………………………………………………6
F. Tesis dan pengungkapan maksud…………………………………....7
G. Tema…………………………………………………………………7
H. Syarat-syarat Tema yang Baik………………………………………8
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan…..…………………………………………………………..9
B. Saran……………………………………………………………………..9
C. Daftar pustaka……………………………………………………………9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Mengarang adalah suatu proses
kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada
orang lain atau kepada diri sendiri dalam bentuk tulisan. Mengarang juga dapat
melatih orang untuk mengeluarkan pikirannya dengan baik sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Kegiatan mengarang
itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan sadar, berarah dan
mempunyai mekanisme, serta persyaratan-persyaratan lain yang perlu diperhatikan
agar karangan berhasil baik. Mekanisme karangan meliputi kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan pada tahap perencanaan karangan dan kegiatan-kegiatan pada tahap
penulisan karangan.
Penulisan sebuah judul
karangan harus memenuhi persyaratan-persyaratan menyangkut isi, bahasa
dan teknik penyajian. Oleh sebab itu untuk membuat sebuah judul karangan
perlu direncanakan dan tentunya sesuai dengan pengelompokkan karangannya, baik
menurut bentuk, ragam, jenis, rumpun, ataupun macam karangannya. Pengelompokkan
menurut jenis, ragam dan rumpun memiliki keterkaitan.
Dalam ragam sampai macam judul
karangan kemungkinan pilihan semakin luas sehingga penentuan judul
karangan yang akan ditulis harus semakin diarahkan untuk sampai pada
pemilihan terakhir.
Kegiatan penulisan judul
karangan merupakan kegiatan tunggal dan sebagai kesatuan proses. Dikatakan sebagai suatu kegiatan
tunggal jika yang ditulis merupakan sebuah judul karangan yang sederhana, pendek dan bahannya sudah dikuasai penuh.
Tidak sedikit pengarang merasa kesulitan memilih judul yang tepat untuk
karangannya. Mungkin ada yang bertanya mengapa karangan harus memiliki judul.
Pentingnya judul sesungguhnya sama dengan pentingnya nama bagi seseorang. Tanpa
nama betapa sulitnya mengidentifikasi seseorang. Begitu juga tanpa judul
alangkah sulitnya mengidentifikasi karangan.
B. Rumusan
Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan tema ?
2. Bagaimana syarat-syarat tema ?
3. Bagaimana cara membatasi topik?
C. Tujuan
Pembahasan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian tema
dan aplikasinya.
2. Untuk
mengrtahui syarat-syarat tema.
3. Untuk mengetahui cara membatasi topik dalam membuat
karangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Tema
Tema menurut etimologis berasal dari kata
Yunani thithenai artinya ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Menurut
terminologis, tema adalah suatu perumusan topik yang akan dijadikan landasan
pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Keraf (2005:107) mengemukakan bahwa
pengertian tema, secara khusus dalam karang-mengarang dapat dilihat dari dua
sudut, yaitu :
a. Karangan yang telah selesai
Tema ditinjau dari sudut karangan yang telah selesai
adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya.
Amanat utama ini dapat diketahui bila seseorang telah membaca sebuah karangan,
misalnya cerpen. Setelah membaca cerpen itu, pembaca dapat memahami isi bacaan dari
seluruh karangan itu. Sebuah cerpen umpamanya memiliki kandungan tema dasar.
Meskipun perwujudan cerpen itu relatif pendek dengan penceritaan yang singkat,
cerpen banyak menampilkan persoalan manusia
dengan liku-liku kehidupannya, sarat akan imajinasi yang berhubungan
dengan realitas sosial dan problem yang ditampilkan dapat menjadi sosok guru,
renungan, contoh kehidupan yang dapat diteladani atau mungkin dihindari.
Misalnya, tema dasar yang dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat singkat:
“Karena pengaruh teknologi informasi dan telekomunikasi yang demikian pesat, banyak
remaja di kota Bumi terhipnotis bermain game online”. Inti sari dari
cerpen yang penceritaannya singkat itu, menguraikan kisah seorang remaja yang
ketagihan bermain game dan akhirnya sekolahnya hancur berantakan karena
sering bermain game. Sebagaimana dirumuskan dalam kalimat singkat tadi,
itulah yang dinamakan tema.
b. Proses penyusunan sebuah karangan
Tema ialah bertumpu dari kenyataan bahwa penulis harus
memilih suatu topik atau pokok pembicaraan. Berawal dari pokok pembicaraan
itulah penulis menempatkan suatu tujuan yang ingin disampaikan dengan landasan
topik tadi. Dengan demikian, ketika menyusun sebuah tema untuk suatu karangan
ada dua unsur penting, yaitu:
1) Pokok pembicaraan (topik).
2) Tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Berdasarkan kedua unsur ini, maka tema
dibatasi sebagai : “suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan
pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.”
B. Syarat-syarat
Memilih Tema
Beberapa hal penting agar tema dapat mudah
dikembangkan :
a. Jangan mengambil tema yang pembahasannya
terlalu luas, atau batasi topik yang diambil. Pembatasan topik sekurang kurangnya
akan membantu penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan,
karena topik itu benar-benar diketahuinya.
b. Pilih tema yang disukai dan diyakini dapat
dikembangkan.
c. Pilih tema atau sumber-sumber yang bahannya
dapat diperoleh dengan mudah.
C. Memilih
Topik
Topik bisa juga
disebut pokok bahasan yang dapat mengantarkan seorang penulis untuk
menghasilkan sebuah tema dari penelitian yang dilakukan. Topik dapat terdiri
dari satu kata saja. Topik ini dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang
harus diidentifikasi agar terkuak apa maksud dibalik topik yang dipilih. Jadi
kita harus memilih salah satu agar kita bisa membatasi topik tersebut
(spesifikasi). Topik karangan adalah hal yang menjadi bahan pembicaraan dalam
sebuah tulisan. Topik karangan harus bermanfaat, layak dibahas, menarik,
dikenal baik, bahan mudah didapati, tidak terlalu luas, dan terlalu sempit.
Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel,
data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data.
Sebuah topik yang hendak
dikembangkan menjadi sebuah tulisan harus diidentifikasi terlebih dahulu.
Caranya kita dapat memperhatikan beberapa unsur-unsur sebagai berikut :
1.
Pelaku topik
2.
Dasar-dasar topik
3.
Objek topik
4.
Tujuan topik
5.
Manfaat topik
Maksud dari unsur-unsur di atas
adalah sebagai panduan kita untuk menspesifikasikan manakah tinjauan utama yang
akan kita bidik sebagai sasaran guna mendapatkan tema yang sesuai dari sebuah
penelitian yang akan dilakukan.
Sumber untuk mencari inspirasi topik
penelitian bulletin, majalah, hasil obrolan dengan masyarakat, praktisi issu di koran kumpulan judul dan
abstrak penelitian.
Semua pokok persoalan itu dapat
dijadikan topik karangan dengan mempergunakan salah satu bentuk tulisan, yaitu eksposisi,
deskripsi, narasi atau argumentasi.
·
Eksposisi yaitu bentuk tulisan yang bertujuan untuk memberi
penjelasan atau informasi, maka penjelasan diuraikan dalam bentuk proses.
Misalnya, cara melakukan tanam bunga hias di taman yang luas pada pekarangan
rumah.
·
Deskripsi yaitu menggambarkan suatu hal yang sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Misalnya tentang kemacetan di kota Jakarta.
Deskripsi berhubungan dengan penggambaran kesan pancaindera terhadap suatu
objek.
·
Narasi adalah bentuk tulisan yang berupaya mengisahkan
suatu peristiwa secara kronologis. Beberapa pokok yang digunakan adalah
biografi, novel, sejarah dan lain-lain.
·
Argumentasi adalah tulisan yang mengajukan
pembuktian-pembuktian.
D. Pembatasan
Topik
Seorang yang akan menulis harus yakin bahwa
topik yang diplihnya harus cukup sempit untuk dibahas. Pembatasan topik akan
membantu penulis untuk mengadakan pengamatan atau penelitian secara lebih
intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah
memilih aspek-aspek yang mudah dikembangkan. Unsur yang paling penting untuk
digarap oleh penulis adalah refleksi dari observasi-observasi yang pernah
dilakukan penulis atau gagasan-gagasan dan nilai-nilai dari hal-hal yang pernah
dialaminya sendiri. Cara membatasi topik dapat dilakukan dengan cara :
a. Tetapkan topik yang akan digarap dalam
suatu kedudukan sentral.
b. Topik yang dijadikan kedudukan sentral
harus dapat diperinci secara detail.
c. Setiap unsur yang dipilih dapat dirincikan
lebih lanjut.
Perhatikan contoh berikut :
Pembatasan topik perlu dilakukan sebelum
menulis agar seluk-beluk persoalan tadi dapat diuraikan sampai dengan yang
sekecil-kecilnya. Sehingga penulis dapat menggarap tema yang dipilihnya itu dengan
cermat dan konkret.
E. Pembatasan
Maksud
Dengan membatasi topik pembicaraan,
memungkinkan penulis untuk lebih terpusat sehingga ia tetap konsentrasi dengan
persoalan yang ditulisnya. Untuk menulis sesuatu yang khusus, perlu diketahui
secara umum topik itu melalui pembidangan dan aspek ilmiahnya. Pengetahuan
dasar itu dikembangkan lebih lanjut dengan hasil pengamatan atau penelitian.
Dengan mengenal prinsip dasarnya, maka penulis akan lebih mudah mengetahui
aspek-aspek mana yang diperlukan datanya. Pembatasan topik masih perlu
dijelaskan secara rinci melalui ‘apa maksud pengarang’ dalam menguraikan topik
tadi.
Pembatasan maksud pengarang adalah sebuah
rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis berpikir secara lebih cermat dan
fokus dalam batas-batas itu. Sama halnya dengan pembatasan topik, pembatasan
maksud juga akan membentuk bahan mana yang diperlukan. Walaupun topik yang
dipilih sama tetapi karena maksudnya berbeda, maka tema yang dihasilkan juga
berbeda. Akibatnya hasil garapannya bisa berlainan, materi-materi yang dipilih
juga berlainan. Apabila topik persoalan, pembatasan maksud telah ditentukan,
maka langkah selanjutnya adalah perumusan masalah dan tujuan yang akan dicapai
dengan topik tadi. Agar maksud lebih terfokus, maka perumusan itu perlu ditulis
dalam bentuk kerangka karangan yang merupakan perincian dari perumusan masalah
itu. Perumusan masalah itu adalah tema karangan. Perumusan itu dapat berbentuk
satu kalimat, sebuah alinea atau rangkaian alinea-alinea.
F. Tesis dan Pengungkapan
Maksud
a.
Tesis
Perumusan tema berbentuk kalimat diperlukan dalam
penyusunan sebuah kerangka karangan. Perumusan singkat yang mengandung tema
dasar dari sebuah kerangka karangan disebut tesis. Dalam tesis ada satu gagasan
sentral yang menonjol. Tesis biasanya berbentuk satu kalimat, baik itu kalimat
tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.
Sebuah tesis tidak dapat dirumuskan dalam bentuk
kalimat majemuk setara, sebab kalimat ini mengandung dua gagasan sentral. Tesis
bermanfaat sebagai gagasan utama dalam sebuah alinea. Ditinjau secara
sintaksis, kalimat pengungkap tesis terdiri dari subjek, predikat dan kalau ada objek. Bila ditinjau dari
aspek-aspek pembentuk tema, maka gagasan sentral itu harus terdiri dari topik
yang akan dibahas dan tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian secara formal tesis
adalah tema yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang
akan dicapai melalui topik yang tadi yang bertindak sebagai gagasan sentral
kalimat. Keraf (2005:117).
1) Pengungkapan Maksud
Pengungkapan maksud merupakam sebuah tulisan yang
hanya mengemukakan penjelasan tentang apa yang ingin disampaikan penulisnya.
Karangan model ini hanya bertujuan untuk memberitahu suatu gambaran peristiwa
untuk menimbulkan suatu suasana atau kesan. Contoh tema-tema yang sering
menggunakan pengungkapan maksud, yaitu kenang-kenangan, autobiografi,
deskripsi, narasi, kejadian-kejadian.
G. Tema
Sebuah tema dinilai baik apabila telah
dikembangkan secara terperinci dan jelas serta dapat menambah informasi yang
berharga bagi khazanah pengetahuan pembaca. Tema yang dikembangkan secara jelas
dan terperinci dapat dinilai dari dua aspek, yaitu : 1) aspek karangan yang
sudah siap dan 2) dari syarat-syarat yang dipenuhi pada saat sebuah tema mulai
disusun. Atau penilaian itu dapat dilakukan dengan mempersoalkan apakah sebuah
karya itu baik atau tidak baik. (Keraf, 2005:122).
Sebuah karangan dianggap bernilai apabila
memenuhi hal-hal berikut :
a. Pemikirannya jelas dan ditulis dengan
hati-hati dan seksama.
b. Memiliki gagasan sentral dan mengungkapkan
beberapa pernyataan yang berhubungan satu sama lain.
c. Mengemukakan hasil pemikirannya sendiri
yang berbeda dari pemikiran atau pendapat orang lain.
d. Tulisan yang dikembangkan menjawab dengan
baik persoalan-persoalan tentang topik dan bagian-bagiannya.
e. Susunan idenya teratur mengikuti urutan
yang logis dan kepaduan anara alineanya dengan baik.
f. Penulisannya berupaya untuk mencari
informasi-informasi untuk meyakinkan dirinya bahwa ia mengetahui persoalan itu.
Dengan demikian sebuah karangan yang sudah
selesai sepenuhnya sangat bergantung kepada tema yang telah ditentukan, baik
berbentuk pengungkapan maksud atau perinciannya dalam bentuk kerangka karangan.
H. Syarat-syarat
Tema yang Baik
Tema yang baik selain harus terbatas dan
perumusan masalahnya jelas, maka untuk menyusun sebuah tema yang baik
diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Kejelasan
Seorang penulis perlu menentukan gagasan sentral
secara jelas. Sebab kejelasan merupakan aspek penting bagi sebuah tulisan yang
baik. Kejelasan dapat dilakukan dengan menjajarkan pokok pembicaraan dan tujuan
yang akan disampaikan kepada para pembaca. Dengan gagasan sentral yang jelas,
maka tema dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat yang mudah dipahami.
2. Kesatuan
Kesatuan dilihat melalui satuan gagasan sentral yang
menjadi dasar seluruh karangan yang dibuat. Perincian dari gagasan sentral
hanya menunjang satu gagasan sentral saja. Setiap perincian dari gagasan
sentrla hanya boleh mengandung satu gagasan saja. Sebuah tulisan yang
memperlihatkan kesatuan akan memperlihatkan dengan tegas tesis atau
pengungkapan maksud. Kesatuan gagasan sentral merupakan suatu hal penting.
Penulis harus berhasil meneapkan gagasan sentral agar seluruh isi tulisannya menyatakan
satu ide utuh. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar gagasan sentral
tetap utuh, yaitu : 1) penulis harus mempertahankan keharmonisan nada
tulisannya, 2) tetap fokus pada topik yang dipilihnya yang ditandai oleh
pemakaian kata, 3) perincian gagasan sentralnya harus sejalan dengan gagasan
sentral.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mementukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan
sebuah karangan yang baik pula dan menarik orang untuk membacanya. Ditambah
dengan judul
yang mengesankan dan membuat orang penasaran ingin membaca menjadi nilai tambah
bagi sebuah karangan tersebut. Menentukan judul
yang tepat harus di dasarkan terhadap tema dan topik yang tidak bertentangan
dari kaidah-kaidah yang telah di tentukan
dalam perumusan sebuah karangan tersebut.
Menentukan sebuah topik, tema dan judul yang tepat wajib hukumnya
bagi semua orang dalam pembuatan sebuah karangan tertulis karena membantu dalam
penulisannya agar tertata dan sesuai yang diinginkan dari awal penulisannya.
Topik yang baik harus menarik untuk
ditulis dan dibaca serta dikuasai dengan
baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik
adalah tema
menarik perhatian penulis, tema dipahami dengan baik, bahan-bahannya
dapat diperoleh, tema dibatasi
ruang lingkupnya. Dan judul yang baik adalah harus
relevan,
provokatif dan singkat.
B.
Saran
Kami selaku pemakalah mohon maaf
atas segala kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
agar makalah ini dapat dibuat dengan lebih baik lagi.
C. Daftar Pustaka
Suparno, M, Darsita. Komposisi
Bahasa Indonesia. 2012.
Ciputat : Adabia Press
http://kummal-gratis.blogspot.com/2012/06/tema-karangan.html